Terkait Kebakaran Depo Plumpang Ini Dugaan Awal Polri,  Apa Itu Buffer Zone? Berikut Penjelasannya

(Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Polri telah mengungkap dugaan sementara penyebab kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara. Polri menyebut kebakaran terjadi saat pengisian BBM jenis pertamax di lokasi.

Akibat kebakaran tersebut, belasan orang meninggal dan puluhan mengalami luka-luka. Hingga kini polisi masih terus lakukan pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut.

     Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan terkait dugaan sementara penyebab kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Hal ini disampaikan pada saat peninjauan langsung lokasi insiden kebakaran di Integrated Terminal Jakarta, Plumpang, Jakarta Utara pada Sabtu (4/3).

    Listyo menjelaskan insiden terjadi ketika sedang melakukan pengisian atau penerimaan BBM jenis Pertamax dari Balongan yang diterima di Depo Plumpang. Saat itu, terjadi gangguan teknis yang mengakibatkan tekanan berlebih kemudian setelah itu didapati terjadinya peristiwa kebakaran.

    "Tentunya untuk mencari tahu sumber apinya dari mana. Ini sedang dilakukan pendalaman oleh tim. Saat ini, kita sedang mengumpulkan CCTV, saksi, dan hal-hal yang kita perlukan sifatnya teknis yang nanti bisa kita jelaskan tentang peristiwa yang sebenarnya khususnya terkait dengan sumber api," katanya sebagaimana dilansir detik.com.

    Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury yang turut hadir dalam kunjungan tersebut mengatakan Pertamina dan Kepolisian masih terus melakukan investigasi mendalam.

    "Sejauh ini kita belum bisa menyimpulkan. Jadi dugaan sementara ini yaitu gangguan teknis yang mengakibatkan peristiwa terbakarnya ini masih dalam proses pendalaman," ujar Pahala.

Awal Mula Kebakaran 

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah mengungkap awal mula kebakaran. Dia mengatakan kebakaran terjadi saat pengisian BBM jenis pertamax di lokasi.

   "Jadi sementara yang bisa kita jelaskan pada saat kejadian kemarin kurang lebih jam 20.00 WIB sedang terjadi pengisian atau penerimaan minyak jenis Pertamax dari Balongan diterima di Depo Plumpang," kata Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Sabtu (4/3).

    Saat proses pengisian BBM itulah gangguan teknis terjadi. Gangguan teknis itu memunculkan tekanan kuat dan lantas terjadi kebakaran.

   "Kemudian terjadi suatu gangguan teknis yang kemudian mengakibatkan tekanan berlebih. Setelah itu, didapati peristiwa terbakar," ujarnya.

19 Tewas, 49 Luka dan 3 Hilang

    Jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang bertambah menjadi 19 orang. Hal ini berdasarkan data yang tercatat di Koramil 01 Koja. Penanggung Jawab Piket Koramil 01 Koja, Serda Warno merinci data dan jumlah korban.

  Serda menyebut jumlah korban yang mengalami luka-luka sebanyak 29 orang. Sementara untuk korban yang masih hilang tercatat ada 3 orang.

 

    "Jadi korban yang meninggal itu semalam 15, lalu bertambah jadi 17, lalu jenazah yang ditemukan hari ini jumlahnya 19. Luka-luka 49 kemudian yang hilang ada 3 orang, sekarang masih pendataan," kawa Warno di TKP kebakaran, Sabtu (4/3).

   Berikut korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, dari data Posko Koramil 01 Koja, Sabtu (4/3):

Syaiful Anwar (Laki-laki/21 tahun)

Rospita (Perempuan/45 tahun)

Iis Ernayati (Perempuan/26 tahun)

Ilyas (Laki-laki/4 tahun)

Siti Aminah (Perempuan/40 tahun)

Hadi (Laki-laki/30 tahun)

Rahmad Syukur (Laki-laki/50 tahun)

Rohani (Perempuan/40 tahun)

Naila (Perempuan/20 tahun)

Sumila (Perempuan/75 tahun)

Ayub (Laki-laki/45 tahun)

Yumiyati (Perempuan/18 tahun)

Hardiyansyah (Laki-laki)

Evelina (Perempuan/50 tahun)

Nursaini (Laki-laki)

Ardiansyah (Laki-laki/50 tahun)

Seluwidawati (Perempuan)

Trish Rhea Aprilita (Perempuan/12 tahun)

Syarif Hidayatullah

Buffer Zone 

    Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara soal buffer zone Depo Pertamina Plumpang yang pernah diusulkan Pemprov DKI Jakarta pada 2009. Jokowi mengatakan dulu pembangunan buffer zone sejatinya sudah direncanakan.

    "Dulu memang sudah direncanakan untuk dibuat air di kanan kirinya sungai," kata Jokowi di lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).

    Namun, menurut Jokowi, rencana pembangunan buffer zone tersebut belum sampai pada titik mencarikan solusi bagi para penduduk sekitar. Karena itu, dia pun meminta Menteri BUMN Erick Thohir dan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono segera mencari solusi. Sebab, kawasan Plumpang ini menurutnya memang zona berbahaya yang tidak bisa ditinggali.

     Sementara itu, Erick Thohir akan segera menjalankan instruksi Jokowi terkait penataan ulang kawasan Depo Plumpang. Dia menyebut buffer zone makin tipis.

    "Bapak Presiden sudah instruksikan bagaimana Pak Heru sebagai Plt Gubernur, kami dari pemerintah pusat Kementerian BUMN maupun pihak Kapolri untuk sinkronisasikan tata ruang bersama. Karena kalau kita melihat objek vital nasional ini rata-rata buffer zone atau jarak amannya sangat amat tipis," ujarnya.

    Erick membandingkan dengan jarak ideal seharusnya area pemukiman warga dengan objek vital nasional, seperti Depo Pertamina. Dia menyebut semakin berjalannya waktu, jarak kawasan vital nasional itu semakin menipis.

    "Seharusnya 75% kita laut, 25% darat. Kalau kita buffer zone Pertamina di tahun 1971 sampai 1987 ada petanya itu sangat aman. Tetapi setelah reformasi 98 memang kalau kita lihat banyaknya kehilangan lahan," jelasnya.

 

    Dia menekankan, menipisnya jarak zonasi pemukiman dengan objek vital tersebut bukan hanya di Plumang. Erick mengatakan dirinya sudah memberikan arahan 2 tahun lalu mengenai zonasi ini kepada BUMN lainnya.

   Lantas apa yang dimaksud dengan buffer zone itu? Simak penjelasannya berikut ini.

    Buffer zone adalah zona penyangga. Menurut peraturan pemerintah daerah yang berlaku, zona penyangga atau buffer zone adalah suatu kawasan/ruang yang merupakan bagian dari ruang terbuka hijau berfungsi sebagai daerah penyangga.

     Melansir situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, buffer zone atau zona penyangga ini perlu ada di setiap depot Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, depot BBM merupakan area berbahaya yang di sekelilingnya terdapat zat-zat yang mudah terbakar.

    Alasan perlunya buffer zone atau zona penyangga di setiap depot BBM adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Maka perlu agar lahan di sekeliling lokasi depot BBM bisa dibebaskan dan dimanfaatkan sebagai area penghijauan.

    Hal tersebut dilakukan sebagai sabuk pengaman di area depot BBM berada. Adanya zona penyangga atau buffer zone merupakan bagian dari aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment) di sekitar wilayah tangki timbun yang rentan dengan risiko kebakaran.

    Lebih lanjut disebutkan bahwa Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang di Jakarta Utara membutuhkan adanya zona aman yang lebih memadai karena jarak pemukiman warga dengan depot terlalu dekat. Hal ini dikhawatirkan dapat membahayakan masyarakat.

    Terkait buffer zone di Depo Plumpang, Jakarta Utara, Presiden Jokowi menyebut kawasan Plumpang ini seharusnya merupakan zona air. Menurutnya, tidak seharusnya permukiman padat penduduk berdekatan dengan Depo Pertamina.

 

    "Memang zona ini harusnya adalah zona air, dibuat sungai, dibuat harus melindungi dari objek vital yang kita miliki, karena barang-barangnya di dalamnya memang barang-barang yang sangat bahaya untuk berdekatan dengan masyarakat apalagi dengan pemukiman penduduk," tutur Jokowi.

    Usulan mengenai buffer zone ini sebelumnya disampaikan oleh Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono kemarin. Heru mengatakan pada 2009, Pemprov DKI pernah mengusulkan kepada Pertamina bahwa harus ada buffer zone di kawasan Depo Pertamina Plumpang.

    "Dulu konsepnya 2009 pemerintah daerah tentunya dengan jajaran forkopimda mengusulkan kepada Pertamina bahwa harus ada buffer zone selebar 50 meter, kira-kira itu. Kita kembalikan ke Pertamina lagi," kata Heru pada Sabtu (4/3).

    Hal senada disampaikan anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade. Dia menyoroti soal daerah penyangga atau buffer zone Depo Pertamina Plumpang yang sudah banyak dijadikan tempat tinggal oleh warga.

    "Saya cek ke Pertamina, buffer zone yang sekarang ditempati masyarakat itu tanah bersertifikat Pertamina. Dan memang sempat sengketa, tapi informasi yang saya dapatkan dari Pertamina putusan pengadilannya sudah keluar dan menyatakan bahwa tanah buffer zone itu milik Pertamina," kata Andre saat dihubungi terpisah, Sabtu (4/3).***